REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL KI HAJAR DEWANTARA
Sebelum saya mengikuti pendidikan guru penggerak saya pikir mengajar adalah mentransfer ilmu sesuai dengan kurikulum yang berlaku yang suatu hari nanti ketika mereka dewasa akan berguna bagi dirinya dan masyarakat. setelah saya mempelajari modul 1.1 Filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara ternyata selama ini saya salah Saya baru mengajar belum mendidik anak. Seperti yang kita tahu Ki Hajar Dewantara adalah bapak pendidikan Indonesia dengan nama asli Raden Mas suwardiningrat.
Ki Hajar Dewantara merupakan seorang aktivis pergerakan kemerdekaan kolumnis politisi dan pelopor pendidikan bagi pribumi di masa penjajahan Belanda. Mari kita bedah kembali filosofi yang diajarkan Bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara membedakan pendidikan dengan pengajaran pengajaran (Onderwijs) merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup lahir batin pengajaran seperti ini sering disebut dengan transfer ilmu sedangkan pendidikan (Opvoeding) adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang tinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. jadi pengajaran adalah bagian dari pendidikan.berikut dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Dasar Dasar Pendidikan yang Menuntun
yang harus kita ingat bahwa pendidikan itu hanya suatu tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak kita artinya bahwa tumbuh dan hidupnya anak anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik kaum pendidik dan anak itu diibaratkan seperti petani dan benih jagung benih jagung sudah punya kodrat sendiri untuk tumbuh berbuah menjadi jagung petani hanya memastikan kesuburan tanah pengairan dan sinar matahari yang cukup dan menjaga tanaman jagung dari serangan hama yang mengganggunya petani tidak bisa memaksakan jagung berbuah menjadi padi atau tanaman yang lain maka perlunya pendidikan sebagaimana perlunya perawatan pada tanaman jagung tersebut.
Mendidik anak berdasarkan kodrat alam dan kodrat zaman
Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada. Pendidikan tidak meninggalkan konteks lokal di mana anak berada baik alamnya sosialnya maupun kulturnya. kulturnya budaya Indonesia bagian barat berbeda dengan Indonesia bagian timur.Kultur budaya di pantai berbeda dengan di pegunungan dalam menghayati kehidupan. kodrat zaman berkaitan dengan isi atau irama anak didik kita sekarang berada. di abad 21 atau revolusi industri 4.0 tentu saja berbeda pengajarannya dengan anak-anak di zaman 80-an atau 2000-an.KHD mengelaborasi pendidian Didik anak dengan budi pekerti
Menurut Ki Hajar Dewantara budi pekerti atau watak atau karakter perpaduan antara gerak pikiran perasaan kemauan sehingga menimbulkan tenaga pikiran adalah cipta perasaan adalah rasa dan kemauan adalah karsa kemudian menghasilkan tenaga atau menjadi karya psikomotor dan ekosistem paling baik tumbuh kembangnya budi pekerti adalah keluarga oleh sebab itu sebaiknya pendidik bekerja sama dengan orang tua di rumah. Budi pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya atau kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain dalam karakter anak sesuai dengan profil pelajar Pancasila Setelah mempelajari Filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara .
saya sebagai guru atau pendidik harus berani berubah dalam memberikan pembelajaran terutama di kelas saya saya harus berani memberikan pembelajaran yang menuntun kodrat anak sesuai dengan kodrat alam dan juga kodrat zamannya kodrat anak yang menyukai bermain dikondisikan pembelajaran yang menyenangkan walaupun materi yang memiliki kompleksitas yang tinggi tetapi harus bisa dikondisikan agar tetap menyenangkan. saya juga akan belajar kebudayaan Lampung Barat seperti tarinyambai bahasa Lampung agar anak tidak kehilangan kearifan lokal yang ada di daerah Lampung Barat kemudian saya akan menerapkan pembiasaan dalam kegiatan keagamaan gotong royong royong sopan santun disiplin dan kreatif sesuai dengan kearifan lokal saya juga akan berkomunikasi dengan kepala sekolah teman sejawat stakeholder dan wali murid untuk sama-sama menerapkan pembelajaran sesuai dengan tuntunan Ki Hajar Dewantara refleksi Filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara sangat tepat digunakan di masa sekarang maupun masa yang akan datang karena tidak menyalahi kodrat anak dan menuntut pembelajaran dan kematangan kita sebagai pendidik marilah teman-teman rekan-rekan bapak ibu guru kita menjadi pendidik yang sesungguhnya yang mengantarkan anak didik kita mencapai keselamatan dan kebahagiaan bagi dirinya dan juga masyarakat Semoga dengan diterapkannya pemikiran Ki Hajar Dewantara di sekolah kita maka telah sedikit demi sedikit pembelajaran Indonesia akan mengalami kemajuan.( SriArlina)
Ditulis Oleh Sri Arlina
*Pendidik di SDN Sidodadi Calon Guru Penggerak Angkatan V Kac Pagar Dewa Kab Lampung Barat*