Jakarta | teksnusakini.com (1/12) Dini hari itu, sebelum salat tahajud, sekumpulan remaja berpakaian Pramuka usia 11-15 tahun mengelilingi api unggun. Mereka diajak merenung tentang kehidupan di jantung stadion Muda Jaya Community Center (MJCC) Bekasi Utara.
Kegiatan itu merupakan salah satu bagian Kegiatan bertajuk ULTRAMAN TAP 3 atau Ulet, Rajin, Mandiri, Terampil yang dilaksanakan di stadion Muda Jaya Communnity Center (MJCC) Bekasi Utara pada akhir tahun lalu, tepat saat pergantian tahun baru 2023.
Satuan Komunitas gerakan pramuka Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) menjadi penyelenggara acara. Boleh dikata, Sako SPN merupakan tools DPP LDII untuk membina generasi muda.
Sejak diresmikan pada 24 November 2013, Sako SPN terus berupaya membina generasi muda. Mereka bergerak membina generasi muda lewat kegiatan kepramukaaan. Harapannya, gerakan kepanduan itu dapat menyiapkan sumberdaya manusia profesional religus. Sako SPN memang dirancang menjadi gerakan Pramuka berbasis pondok pesantren, masjid, dan majelis taklim.
Usai satu dasawarsa, Sako SPN telah menjadi satuan komunitas gerakan Pramuka berskala nasional, yang menjadi kepanjangan tangan dari Kwartir Nasional sebagai penyelenggara pendidikan kepramukaan berbasis komunitas.
Sebagai gerakan pramuka yang bernaung di bawah LDII, Ketua Majelis Pembimbing (Mabi) Sako SPN, Edwin Sumiroza mengungkapkan Sako SPN dibentuk sebagai tindak lanjut amanat yang dicetuskan dalam Munas LDII 2011. Pada saat itu, LDII menunjukkan keseriusannya dalam pembinaan generasi muda. Untuk itu, mereka mencanangkan pembentukan satuan komunitas pramuka sebagai wahana LDII dalam membina generasi muda.
“Juga untuk menindaklanjuti UU No.12 Tahun 2010 tentang gerakan Pramuka bahwa komunitas diberikan kesempatan dalam membina generasi mudanya dengan gerakan pramuka,” ucapnya.
Menurutnya, kegiatan Pramuka menjadi wahana strategis LDII dalam membina generasi muda. Lewat kegiatan kepramukaan, LDII dapat menanamkan 29 karakter luhur yang menjadi refleksi dari nilai-nilai yang terkandung dalam Dasa Dharma Pramuka.
“Pramuka ini kegiatannya lebih terarah, terstruktur, dan terukur. Kegiatannya di dalam melekatkan karakter luhur yang disebut dengan Tri Satya dan Dharma Pramuka, oleh Sako SPN diberikan nilai-nilai internal untuk mengantarkan generasi penerus LDII agar mencapai tri sukses, yaitu beraklak mulia, berilmu, dan mandiri,” lanjut Edwin.
Senada dengan Edwin, Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso mengatakan pembinaan karakter generasi muda LDII selama ini telah dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan sesuai tingkat usia. “Sako SPN berada di bawah naungan LDII, programnya selaras dengan pembinaan generasi penerus DPP LDII. Pramuka inilah kita jadikan salah satu wahana di dalam membentuk generasi penerus, pembentukan SDM yang profesional religius,” jelasnya.
Ia melanjutkan program tersebut merupakan implementasi dari Delapan Program Pengabdian LDII kepada Bangsa sebagai program prioritas, “Memang di LDII sendiri, program prioritasnya itu pembentukan SDM yang profesional religius, dan ini ternyata sangat selaras dengan Dasa Dharma-nya Pramuka,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Pinsakonas SPN Herlan Maulana mengatakan untuk membina generasi muda, sederet program dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus diperbaiki. Demi menghasilkan generasi yang siap berkontribusi kepada nusa dan bangsa sesuai perkembangan zamannya.
“Upaya yang telah dilakukan SAKO SPN dalam membina generasi muda selama lebih dari 10 tahun meliputi berbagai bidang, kami mendukung 8 Bidang Pengabdian LDII untuk Bangsa,” ucapnya.
Sebagai implementasi, ia menyebutkan pada bidang kebangsaan Sako SPN bekerja sama dengan Kopassus mengadakan pelatihan bela negara. Sementara bidang keagamaan, mereka memfokuskan pembinaan melalui pendidikan pesantren. Selanjutnya pada bidang kesehatan, mereka bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan membantu vaksinasi Covid-19.
“Di bidang ketahanan pangan, melalui kerja sama dengan Kwarnas, kami melakukan budidaya lele dalam ember, menanam sayuran dalam pot dan menanam tanaman buah-buahan,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan karakter juga dituntut agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan mampu menangkap fenomena pada era kebebasan berkomunikasi dan komunikasi digital saat ini. “Di bidang teknologi digital kami mengikuti JOTA JOTI atau Jamboree on The Air – Jamboree on The Internet,” tutupnya.
Peringatan 10 tahun atau satu dasawarsa diresmikannya Sako SPN, diharapkan menjadi momentum untuk menigkatkan pembinaan generasi muda melalui kegiatan kepramukaan. Mereka disiapkan agar menjadi sumberdaya manusia berkualitas yang dapat menyongsong Indonesia Emas 2045.